Minggu, 23 Mei 2010

(Mencoba) Menganalisis Gus Dur

Kyai Haji Abdurrahman Wahid, akrab dipanggil Gus Dur lahir di Jombang, Jawa Timur, 7 September 1940 dari pasangan Wahid Hasyim dan Solichah. Guru bangsa, reformis, cendekiawan, pemikir, dan pemimpin politik ini menggantikan BJ Habibie sebagai Presiden RI setelah dipilih MPR hasil Pemilu 1999. Dia menjabat Presiden RI dari 20 Oktober 1999 hingga Sidang Istimewa MPR 2001.Ia lahir dengan nama Abdurrahman Addakhil atau "Sang Penakluk", dan kemudian lebih dikenal dengan panggilan Gus Dur. "Gus" adalah panggilan kehormatan khas pesantren kepada anak kiai.Gus Dur adalah putra pertama dari enam bersaudara, dari keluarga yang sangat terhormat dalam komunitas muslim Jawa Timur. Kakek dari ayahnya, KH. Hasyim Asyari, adalah pendiri Nahdlatul Ulama (NU), sementara kakek dari pihak ibu, KH Bisri Syansuri, adalah pengajar pesantren.Ayah Gus Dur, KH Wahid Hasyim, terlibat dalam Gerakan Nasionalis dan menjadi Menteri Agama pada 1949. Ibunya, Hj. Sholehah, adalah putri pendiri Pondok Pesantren Denanyar Jombang.

Salah satu hal penting dalam perjalanan karir beliau yaitu pada masa reformasi Gus Dur membentuk partai politik baru. Pada Juli 1998 Gus Dur mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Partai politik dianggap sebagai satu-satunya cara untuk melawan Golkar dalam pemilihan umum. Pada 7 Februari 1999, PKB resmi menyatakan Gus Dur sebagai kandidat presidennya. Pemilu April 1999, PKB memenangkan 12% suara dengan PDIP memenangkan 33% suara. Pada 20 Oktober 1999, MPR kembali mulai memilih presiden baru. Abdurrahman Wahid terpilih sebagai Presiden Indonesia ke-4 dengan 373 suara, sedangkan Megawati hanya 313 suara.

Semasa pemerintahannya, Gus Dur membubarkan Departemen Penerangan dan Departemen Sosial serta menjadi pemimpin pertama yang memberikan Aceh referendum untuk menentukan otonomi dan bukan kemerdekaan seperti di Timor Timur.Pada 30 Desember 1999, Gus Dur mengunjungi Jayapura dan berhasil meyakinkan pemimpin-pemimpin Papua bahwa ia mendorong penggunaan nama Papua.Pada Maret 2000, pemerintahan Gus Dur mulai bernegosiasi dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Dua bulan kemudian, pemerintah menandatangani nota kesepahaman dengan GAM.Gus Dur juga mengusulkan agar TAP MPRS No. XXIX/MPR/1966 yang melarang Marxisme-Leninisme dicabut.Ia juga berusaha membuka hubungan diplomatik dengan Israel, sementara dia juga menjadi tokoh pertama yang mereformasi militer dan mengeluarkan militer dari ruang sosial-politik.Pada Januari 2001, Gus Dur mengumumkan bahwa Tahun Baru Cina (Imlek) menjadi hari libur opsional. Tindakan ini diikuti dengan pencabutan larangan penggunaan huruf Tionghoa.

Muncul dua skandal pada tahun 2000, yaitu skandal Buloggate dan Bruneigate, yang kemudian menjatuhkannya. Pada 23 Juli 2001, MPR secara resmi memakzulkan Gus Dur dan menggantikannya dengan Megawati Soekarnoputri.

Gus Dur wafat, hari Rabu, 30 Desember 2009, di Rumah Sakit Cipto Mangunkosumo, Jakarta, pukul 18.45 akibat berbagai komplikasi penyakit, diantarnya jantung dan gangguan ginjal yang dideritanya sejak lama.

sumber : http://www.antaranews.com/berita/1262186533/biografi-gus-dur


ANALISIS TOKOH BERDASARKAN TEORI HIRARKI KEBUTUHAN MASLOW

Abraham Maslow merupakan seorang psikolog Humanistik. Aliran humanistik memandang bahwa manusia terlahir dengan memiliki kodrat yang baik dan memilki keunikan masing-masing.Sifat destruktif dan kekerasan bukan merupakan sifat asli manusia.manusia menjadi destruktif apabila kodrat batinnya dibelokkan,disangkal atau dikecewakan.Maslow mengemukakan suatu teori tentang motivasi berdasarkan kebutuhan-kebutuhan dasar manusia (basic needs). Kebutuhan tersebut disusun sebagai hirarki atau berjenjang. Untuk mencapai tingkatan yang lebih tinggi, tingkatan yang rendah harus dicapai terlebih dahulu .



Berdasarkan biografi Gus Dur diatas, menurut saya beliau telah mencapai proses aktualisasi diri. Manusia yang telah mampu memenuhi kebutuhan untuk mengaktualisasikan dirinya akan menjadi manusia yang utuh, memperoleh kepuasan dari kebutuhan-kebutuhan yang tidak diketahui semua orang, dan mampu mengekspresikan kebutuhan dasar kemanusiaaan secara alami .Karakteristik Gus Dur yang mengarah pada self actualization:

· Problem centered yaitu tidak mudah menyerah pada masalah dan dapat menyelesaikan masalah dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan dia dapat menyelesaikan berbagai polemic di Indonesia dengan jalan damai. Beberapa polemik yang diselesaikan dengan damai pada masa pemerintahan Gus dur diantaranya adalah memberikan Aceh referendum untuk menentukan otonomi dan bukan kemerdekaan seperti di Timor Timur.Pada 30 Desember 1999. Gus Dur mengunjungi Jayapura dan berhasil meyakinkan pemimpin-pemimpin Papua bahwa ia mendorong penggunaan nama Papua.Pada Maret 2000, pemerintahan Gus Dur mulai bernegosiasi dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Dua bulan kemudian, pemerintah menandatangani nota kesepahaman dengan GAM.Gus Dur juga mengusulkan agar TAP MPRS No. XXIX/MPR/1966 yang melarang Marxisme-Leninisme dicabut.Ia juga berusaha membuka hubungan diplomatik dengan Israel, sementara dia juga menjadi tokoh pertama yang mereformasi militer dan mengeluarkan militer dari ruang sosial-politik.

· Mudah beradaptasi pada rakyat kecil maupun kalangan atas. Dikenal dermawan dan bijak dalam memerintah

· Unhostile sense of humor yaitu memiliki selera humor yang baik.Beliau merupakan presiden Indonesia satu2nya yang selalu mencairkan suasana tegang dengan guyonan2nya yg khas.

· Acceptable of self and others yaitu penerimaan yang baik terhadap diri sendiri dan orang lain. Pada Januari 2001, Gus Dur mengumumkan bahwa Tahun Baru Cina (Imlek) menjadi hari libur opsional. Tindakan ini diikuti dengan pencabutan larangan penggunaan huruf Tionghoa.Beliau selalu memperjuangkan hak-hak kaum tertindas dan minotitas, termasuk para waria.

ANALISIS TOKOH BERDASARKAN TEORI BELAJAR SOSIAL BANDURA

Dalam mendefinisikan struktur kepribadian, Bandura menyebutkan tentang efikasi diri (Self Effication). Efikasi diri adalah bagaimana orang bertingkah laku dalam situasi tertentu tergantung kepada resiprokal antara lingkungan dengan kondisi kognitif, khususnya faktor kognitif yang berhubungan dengan keyakinannya bahwa dia mampu atau tidak mampu melakukan tindakan yang memuaskan. Bandura menyebut keyakinan atau harapan diri ini sebagai efikasi diri, dan harapan hasilnya disebut ekspektasi hasil. Menurut Bandura, sumber pengontrol tingkah laku adalah resiprokal antara lingkungan, tingkah laku, dan pribadi. Efikasi diri merupakan variabel pribadi yang penting, yang kalau digabung dengan tujuan – tujuan spesifik dan pemahaman mengenai prestasi, akan menjadi penentu tingkah laku mendatang yang penting. Berbeda dengan konsep diri Rogers yang bersifat kesatuan umum, efikasi diri bersifat fragmental. Setiap individu mempunyai efikasi diri yang berbeda – beda tergantung kepada :

1. Kemampuan yang dituntut oleh situasi yang berbeda

2. Kehadiran orang lain, khususnya saingan dalam situasi itu

3. Keadaan fisiologis dan emosional, seperti kelelahan, kecemasan, apatis, murung.

Efikasi yang tinggi atau rendah, dikombinasikan dengan lingkungan yang responsif atau tidak responsif, akan menghasilkan empat kemungkinan prediksi tingkah laku, yaitu :

  • Efikasi tinggi - lingkungan responsif akan menghasilkan tingkah laku yang suskses dalam melaksanakan tugas susuai dengan kemampuannya.
  • Efikasi rendah - lingkungan tidak responsif akan menghasilkan depresi, melihat orang lain sukse pada tugas yang dianggapnya sulit.
  • Efikasi tinggi - lingkungan tidak responsif akan menghasilkan perilaku yang gigih dan berusaha keras mengubah lingkungan menjadi responisif melakukan prote, aktivitas sosial, bahkan memaksakan perubahan.
  • Efikasi rendah - lingkungan responsif menjadikan orang bersikap apatis, merasa tidak mampu dan pasrah.

Menurut biografi Gus Dur diatas dapat disimpulkan bahwa semasa pemerintahannya, Gus Dur memiliki efiksasi diri yang tinggi serta didukung pula oleh lingkungan yang responsive.Beliau didukung penuh oleh Nahdatul Ulama (NU) serta Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pimpinannya. Sepak terjang pemerintahannya, Gus Dur membubarkan Departemen Penerangan dan Departemen Sosial serta menjadi pemimpin pertama yang memberikan Aceh referendum untuk menentukan otonomi dan bukan kemerdekaan seperti di Timor Timur.Pada 30 Desember 1999, Gus Dur mengunjungi Jayapura dan berhasil meyakinkan pemimpin-pemimpin Papua bahwa ia mendorong penggunaan nama Papua.Pada Maret 2000, pemerintahan Gus Dur mulai bernegosiasi dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Dua bulan kemudian, pemerintah menandatangani nota kesepahaman dengan GAM.Gus Dur juga mengusulkan agar TAP MPRS No. XXIX/MPR/1966 yang melarang Marxisme-Leninisme dicabut.Ia juga berusaha membuka hubungan diplomatik dengan Israel, sementara dia juga menjadi tokoh pertama yang mereformasi militer dan mengeluarkan militer dari ruang sosial-politik.Pada Januari 2001, Gus Dur mengumumkan bahwa Tahun Baru Cina (Imlek) menjadi hari libur opsional. Tindakan ini diikuti dengan pencabutan larangan penggunaan huruf Tionghoa.
Muncul dua skandal pada tahun 2000, yaitu skandal Buloggate dan Bruneigate, yang kemudian menjatuhkannya. Tingkat efiksasi diri menurun serta lingkungan yang tidak responsive, memaksa Gus dur untuk lengser dari kursi kepresidenan. Pada 23 Juli 2001, MPR secara resmi memakzulkan Gus Dur dan menggantikannya dengan Megawati Soekarnoputri.